Foto pertama dibuat pada tahun 1826 selama 8 jam. Louis Jacques mande Daquerre merupakan bapak fotografi dunia (1837). Usaha
untuk menangkap dan mempertahankan santiran-santiran inilah yang
menghasilkan fotografi. Eksperimen-eksperimen pertama dibuat dengan
pelat-pelat logam yang dilapisi dengan berbagai macam larutan perak. Zat
kimia ini mengurai perlahan-lahan bila terkena cahaya. Kalau pelat yang
disiapkan secara demikian tadi diletakkan dalam kotak gelap (kamera
obskura bentuk kecil) dan dipasang di depan sebuah pemandangan atau di
depan suatu benda, perlahan-lahan bentuk remang-remang benda itu akan
muncul pada pelat. Dari awal yang masih mentah inilah datangnya
serentetan perbaikan dalam fotoreseptor, dalam zat kimia dan dalam
kamera; beberapa di antara hal-hal penting ini dilukiskan oleh fotografi
kuno bersejarah yang ditunjukkan pada halaman-halaman berikut.
FOTO PERTAMA
Foto
pertama di dunia dibuat dalam tahun 1826 oleh Joseph Nicephore Niepce
dari sebuah jendela di rumah perkebunannya di Perancis. Untuk “film”
Niepce menggunakan lempengan campuran timah yang dipekakan dan ia
mendapat gambaran kabur dari puncak-puncak atap yang digambarkan di
atas. Foto ini biasanya diperbaiki supaya jelas tetapi versi yang
seperti inilah wujud sebenarnya.
Di bawah ini merupakan hasil pemotretan yang telah diperbaiki. Image of a Set Table ini dibuat Niepce tahun 1827
PENCAHAYAAN JANGKA LAMA
Pelat
tembaga berlapis perak yang dengan perak jodida merekam santiran
sebuah jalan di Paris. Dalam daguerreotipe buatan L.J.M. Daguerre pada
tahun 1839 ini terdapat orang pertama yang pernah difoto – seseorang
yang sedang menyuruh agar sepatunya dibersihkan (kanan depan). Jalan itu
sedang sibuk tetapi hanya orang ini yang cukup lama di tempat, sehingga
terlihat selama pencahayaan dengan waktu lima menit.
Eksperimen Penting pada Tembaga
Usaha
pertama yang berhasil dalam menangkap santiran penglihatan dilakukan
di Perancis dalam tahun 1830 oleh Nicephore Niepce, seorang penemu,
dan Louis J.M. Daguerre, seorang perancang panggung. Sebenarnya
Niepcelah orang yang berkehormatan membuat foto pertama di dunia.
Tetapi Daguerre adalah orang yang memulai fotografi dengan cara
mengenakan uap air raksa pada pelat tembaga peka untuk memunculkan
santiran yang jauh lebih tajam daripada yang pernah dapat dibuat orang
sebelumnya. Meskipun tidak ada kopi yang dapat dibuat dari gambar itu,
daguerreotipe sangatlah menguntungkan dan menjadikan penemunya kaya.
AGUERRE DALAM DAGUERREOTIPE
Film Pertama dari Kertas
Pada
waktu yang sama seorang Inggris, Fox Talbot, sedang membuat “film”
temuannya berupa kertas berlapis perak klorida. Hasilnya adalah negatif
kertas yang dapat mereproduksi banyak cetakan dengan menekankannya
pada kertas peka dan membiarkannya tertembus oleh cahaya matahari.
Dalam
foto yang dibuat pada tahun 1845 ini Fox Talbot di muka studio
laboratoriumnya memamerkan keampuhan proses kertas penemuannya ini dapat
(dari kiri) menurun lukisan, memotret orang duduk, mencetak pelat pada
rak dalam cahaya matahari dan memtoto patung.
Hasil Lebih Baik dengan Kaca Basah
Daguerreotipe
dan negatif kertas Talbot dilupakan orang menjelang tahun 1860 setelah
diperkenalkannya film dari pelat kaca yang diolah secara kimia. Kaca
merupakan dasar yang baik sekali untuk emulsi kimia peka sebab
benar-benar tembus pandang dan tidak menghalangi lewatnya cahaya,
sehingga memungkinkan cetakan yang terang dan tajam. Masalah melekatkan
emulsi ke kaca dipecahkan oleh seorang Inggris, Scott Archer, tahun
1851. la menggunakan zat cair lengket yang disebut kolodium. Pelat
basahnya harus disiapkan, disinari dan dicuci di tempat, sebelum emulsi
pekanya mengering. Proses ini repot, tetapi cukup baik sehingga para
pemotret bersemangat untuk membawa perlengkapan yang berat ke seluruh
penjuru dunia. Dua orang pelopor semacam itu adalah William H. Jackson,
yang memotret Daerah Barat Amerika, dan seorang Inggris, Roger
Fenton, pemotret perang zaman dahulu.
JACKSON BERAKSI
Di
puncak Glacier Point, di tempat yang sekarang menjadi Taman Nasional
Yosemite, Kalifornia, Jackson menyetel kamera pelat basahnya untuk
memotret pemandangan alam. Antara tahun 1866 dan 1879 dia mengembara di
Daerah Barat Amerika,dan membuat ribuan foto. Foto-foto nya sangat
tenar dan jepretan pemandangannya berpengaruh membujuk Konggres A.S.
untuk membuat taman-taman nasional di seluruh Amerika
BENGKEL YANG MUDAH DIBAWA
Di
Daerah Barat Amerika, William H. Jackson bekerja dengan pelat-pelat
basah dalam ruang gelap, sebuah tenda di dekat jalan kereta rel di
Utah. Ia memotret awak kereta rel sebagai imbalan tumpangan cuma-cuma.
ALAT-ALAT UNTUK PELAT BASAH
Alat-alat
inilah yang dibutuhkan untuk membuat gambar pada pelat basah. Pelat
kaca dijepit (kiri) untuk dibersihkan dan digilapkan. Kolodium yang
lengket dituangkan pada kaca, yang lalu dicelupkan dalam bak pelat
(tengoh), tempat pelat mendapat lapisan larutan perak nitrat. Pelat
diletakkan dalam suatu wadah (depon) sehingga dapat disisipkan dalam
kamera (belohang, kanan) tanpa menyentuhkan permukaan Iengketnya pada
sesuatu.Sesudah pencahayaan,sebuah gagang pistol (kanan) digunakan untuk
merendam pelat itu dalam cairan pencuci. Berat semua peralatan ini
dapat mcncapai 50 kilogram.
PEMOTRET PERANG KRIM
Roger
Fenton adalah seorang pengacara lnggris yang dengan pembantunya
membawa laboratorium-foto-keliling ini ke Semenanjung Krim dalam tahun
1855. Dalam keretanya, Fenton menyimpan lima kamera, 700 pelat kaca,
dan berpeti-peti zat kimia, juga tenda tidur, dan makanan. Ia
menjelajahi perkemahan dan medan-medan pertempuran. Dia sering
dihentikan oleh pasukan Inggris yang berkeras supaya mereka difoto.
Keajaiban Pelat Kering
Percobaan
yang penuh perjuangan gigih dengan potret pelat basah berakhir dalam
1876 dengan tibanya pelat kering – kaca persegi seperti sebelumnya,
tetapi kali ini emulsi pekanya ditahan oleh lapisan gelatin yang cepat
kering. Formula gelatin yang pertama dikernbangkan pada tahun 1871 oleh
seorang dokter Inggris, Richard L. Maddox. Kecuali pelat dapat disiapkan
sebelumnya, gelatin itu sendiri meningkatkan kepekaannya sampai 60
kali lebih cepat daripada pelat basah yang dahulu. Sekarang, untuk
pertama kalinya, aksi dapat “dihentikan” dengan waktu pencahayaan yang
cepat. Pelat baru itu segera rnenimbulkan perubahan dalarn model
kamera. Sampai waktu itu, foto dibuat dengan memindahkan tutup lensa
dari kamera, sebab pencahayaan diukur berdetik atau bermenit; dan
“film”nya sangat lambat sehingga tidak menangkap bayangan jari pemotret.
Sekarang, dengan adanya pelat yang lebih cepat, penutup mekanis yang
rumit dibutuhkan untuk memasukkan sekilas cahaya melalui lensa. Foto
aksi baru yang dramatis segera menyusul. Eadweard Muybridge membuat
telaah vital tentang lokomosi, mengurangi pencahayaan sampai
sepersekian detik. Gambar-gambar yang dibuatnya memungkinkan orang
melihat pertama kali bagaimana mereka sebenarnya bergerak.
FOTO AKSI BERANGKAI
Muybridge
membuat telaah gerak dengan beberapa cara. Dalam dua rangkaian di atas
ia menyerempakkan pandangan depan dan belakang gadis yang sedang
berjalan. Dalam tiga rangkaian bawah ia menggunakan tiga kamera untuk
pelbagai pandangan dari seorang gadis yang melemparkan sapu tangannya.
Telaah gerak ini tak ternilai artinya bagi seniman dan dokter yang
mengajar berjalan orang cacat. Muybridge mula-mula bekerja dengan
pelat basah. Baru setelah memakai pelat kering yang lebih cepat, ia
mengembangkan teknik henti-gerak yang membuatnya tenar – dan terkenal
jahat, karena banyak rangkaiannya berupa orang bugil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar